Nanang Ermanto menyatakan tidak pernah mengatakan “akan mematikan orang yang berani mengganggu kinerjanya” sebagaimana diberitakan oleh media online redaksisatu.id.
“Masa saya akan mematikan orang yang mengganggu kinerja saya. Itu sama saja saya membunuh. Gak mungkinlah” kata Bupati Nanang Ermanto.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan, M. Sefri Masdian pun turut membantah apa yang tertulis pada media online tersebut.
Sefri mengaku, pada Senin (21-2-2022) saat pembagian SK. THLS Satpolpp di Aula Sebuku, dirinya juga mengaku berada di Aula Sebuku dan turut mendengarkan apa yang disampaikan oleh Bupati Nanang Ermanto saat memberikan sambutan.
“Tidak ada kalimat Bupati yang menyatakan (” akan mematikan orang yang berani mengganggu kinerja saya. Kalau orangnya tidak bisa saya matikan maka riskinya akan saya matikan”).Tidak pernah kalimat itu terlontar dari pak Nanang,”tegas Sefri saat ditemui diruang kerjanya.
Sefri Masdian meminta masyarakat untuk jeli, bijak dan tidak menelan mentah-mentah apa yang tertulis pada media online tersebut. Bisa saja yang tertulis pada media tersebut salah kutip atau nara sumber salah mengartikan apa yang disampaikan oleh Bupati.
Dirinya menduga, pernyataan narasumber yang diwawancarai oleh wartawan media online Redaksisatu.id tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bupati.
“Mungkin narasumbernya menterjemahkan menurut versinya sendiri tanpa melihat atau mendengar rekaman aslinya, lalu disampaikan ke media,” kata sefri.
Lebih lanjut sefri menjelaskan, apa yang disampaikan oleh Bupati Nanang Ermanto pada acara pembagian SK. THLS pada Senin (21-2-2022) di Aula Sebuku, Rumah Dinas Bupati, maknanya lebih menekankan pada kekompakan, gotong-royong, motivasi, kerjasama, tidak mengkotak-kotak maupun mengadu domba.
Dan itu ditekankan pada jajarannya disetiap kali kesempatan agar para jajarannya dapat bekerja sesuai dengan koridor dan terpacu untuk melakukan terobosan atau inovasi-inovasi untuk memajukan lampung selatan.
“Kegagalan suatu organisasi adalah manajemen konflik dan adu domba serta membangun sistem kotak-mengkotak. Saya tidak mau melihat itu, pasti ketauan dengan saya. Kalo enggak ketauan, kalo enggak mati orangnya, mati rejekinya,”jelas Sefri mengutip penggalan rekaman asli Bupati Nanang Ermanto saat berbicara di Aula Sebuku, Senin (21-2-2022).
“Jika kita bandingkan dengan yang tertulis pada media online tersebut dengan rekaman suara pak Bupati, kan berbeda” tambah Sefri.
“Apabila ada informasi yang sekiranya janggal atau aneh, sebaiknya dilakukan konfirmasi pada sumbernya atau crosscheck terlebih dahulu,” pinta Sefri.
“Ya intinya, masyarakat juga harus lebih bijak dalam memilih infomasi, sumbernya pun harus jelas, jangan mudah di adu domba, jangan mudah terprovokasi yang nantinya akan berdampak pada rusaknya persatuan dan kesatuan,”pungkasnya. (Yoni/kmf)
Komentar