Ungkap Fakta - Berani dan Tajam.
35 Desa di Bumi Khagom Mufakat Ikuti Pembinaan Desa Wisata
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
GMLNEWSTV.COM-Dinas PMD lamsel adakan Pembinaan terhadap desa-desa Wisata yang ada di Kabupaten berjuluk Gerbang Sumatera.
Sedikitnya ada 35 Desa Wisata di Lamsel yang diberikan pembinaan, kegiatan tersebut digelar di Aula dinas setempat, Selasa, (16/05/23).
Kadis PMD Lamsel, Erdiyansyah menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan salah satu agenda tahunan dalam rangka evaluasi perkembangan desa wisata.
“Sekaligus motivasi dari narasumber dan sharing pengalaman antar desa wisata” jelasnya.
Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Project Officer NGO Paluma Nusantara, Ir. Nanang Prihantono, Koordinator Tenaga Ahli P3MD, Ali Citra, Camat Ketapang, Ketua Apdesi Lamsel, dan Para Kades Desa wisata dan Ketua Pokdarwis/Pengelola Desa Wisata.
Diketahui bahwa Pokdarwis Minang Rua Klawi pada tahun 2023 masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf.
Terpisah, Kades Taman Baru menyampaikan bahwa Objek Wisata Way Tebing Ceppa (WTC) menjelaskan bahwa saat ini pengunjungnya mencapai ribuan pada hari-hari besar dan hari libur, dan saat ini sudah ada pendapatan untuk desa dan bantuan dana sosial untuk kegiatan kemasyarakatan.
Sesuai arahan Bupati (Nanang Ermanto_red), Kadis PMD Lamsel menjelaskan agar setiap desa menggali potensinya terutama yang memiliki peluang wisata.
“Pada tahun 2022 lalu ada 10 Desa wisata prioritas, dan pada tahun 2023 ini ada beberapa desa akan merintis dan yang juga sudah berkembang beberapa Desa Wisata diantaranya Ketapang, Sumur, Ruguk, Legundi, Totoharjo, Bakauheni, Banjarmasin, Penengahan, Karang Anyar, Sidomukti, Bulok, Kotaguring, Canti, Cugung, Palas Pasemah, dan Sumbersari” papar Erdy.
Diketahui bahwa sejak adanya Dana Desa tahun 2015 muncul pertumbuhan desa-desa wisata karena desa membangun infrastruktur penunjang yaitu jalan akses ke objek wisata dan sarpras penunjang seperti gazebo, wc dan sebagainya.
“Desa-desa juga diharapkan meningkatkan promosi marketing dan brandingnya karena saat ini ada media sosial, dan pada tahun ini ada event nasional di Lampung Selatan yaitu Jumbara di Kalianda pada awal Juli sehingga menjadi peluang bagi desa-desa wisata karena ada lebih dari 5000 peserta dari seluruh indonesia dan perwakilan mancanegara” ungkapnya.
Terpisah, narasumber Paluma menyampaikan bahwa untuk menjadi desa wisata diperlukan 4 hal yaitu adanya Atraksi, akses termasuk jalan, papan petunjuk, dan jaringan internet, organisasi pengelola dan unsur pendukung.
“Banyak desa wisata berhasil di daerah wisata terkenal seperti di Yogyakarta, Lombok, dan Bali sudah menerapkan hal tersebut, Paluma sendiri membina 3 Desa wisata yaitu Desa Kunjir, Desa Sukaraja Rajabasa, dan Desa Suak. Dimana sudah ada paket-paket wisata dan kuliner oleh-oleh dari bahan yang banyak terdapat di Lamsel yaitu pisang dan kelapa” bebernya.
Kemudian tenaga ahli desa menyampaikan bahwa kendala dan tantangan pengembangan desa wisata di Lamsel adalah masalah lahan yang banyak dimiliki oleh Pribadi, swasta, BUMN atau negara/kementerian.
“Hal ini dapat disiasati dengan kerjasama MoU sehingga dapat diatur kewenangan dan sharing pendapatannya antara pengelola dan pemilik lahan seperti contoh Way Tebing Ceppa” tutupnya.
Didalam sesi tanya jawab, peserta menyampaikan mohon untuk fasilitasi Pemerintah Daerah dalam kerjasama penggunaan lahan yang akan dikelola oleh desa serta dukungan sarana penunjang terutama untuk akses dan perbaikan jalan serta amenity.
Diakhir kegiatan dirumuskan akan ada tindak lanjut pertemuan untuk pelatihan pembuatan Peraturan Desa Wisata agar pengelolaan Desa Wisata menjadi lebih memiliki payung hukum secara legalitas dalam rangka peningkatan pendapatan asli desa.
Editor (slm)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar