Ungkap Fakta - Berani dan Tajam.

Diduga Upaya Money Politik, 30 KTP Warga Desa Waymuli Timur Berhasil Diamankan Dari 2 Orang Pengurus Ranting PAN

GMLNEWSTV.COM KALIANDA – Soal kabar bakal adanya tim pemenangan salah satu paslon pilkada Lampung Selatan yang bakal melakukan money politik dengan mengumpulkan data KTP atau Kartu Keluarga (KK) asli dengan iming-iming uang ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Buktinya, sejumlah kurang lebih 30 KTP elektronik milik warga Desa Waymuli Timur berhasil diamankan dari tangan 2 orang warga, yakni Rohanah dan Jumadi. Diketahui keduanya merupakan pengurus PAN tingkat ranting dan sama-sama berdomisili di Desa Waymuli Induk Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. “Infonya seperti itu, tadi kades Waymuli Timur sempat infokan ke kami. Ada kurang lebih 30 KTP elektronik ya milik warga Desa Waymuli Timur yang berhasil diamankan dari 2 orang warga. Sementara seperti itu informasi yang baru dapat kami sampaikan, perkembangan selanjutnya segera nanti kami kabari ke kawan-kawan,” ujar Camat Rajabasa, Mirliansyah ketika dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, Jumat 22 November 20

Lagi, Upaya Rekayasa Deklarasi Dukungan ke Paslon 02 Terungkap !




GMLNEWSTV- COM KALIANDA – Setelah sebelumnya terungkap adanya upaya rekayasa deklarasi dukungan kepada paslon pilkada nomor urut 02 Egi-Saiful oleh tim pemenangan Relawan Laju Bara (Relawan Lampung Maju Bersama Radityo Egi Pratama) yang seolah-olah dari kader dan simpatisan PKS Lampung Selatan di Desa Batu Agung Kecamatan Merbau Mataram, Senin 28 Oktober lalu, kembali ramai upaya rekayasa deklarasi serupa terhadap paslon 02 yang mengatasnamakan kader dan simpatisan PDIP di Desa Talang Waysulan Kecamatan Waysulan.

Ketua Ranting PDIP Desa Talang Waysulan, Kecamatan Waysulan, Ismanto menyatakan warga yang hadir merasa dimanipulasi atas marak dipasangnya atribut PDIP dalam kegiatan tersebut. Menurut dia, sebagian besar warga setempat merupakan masyarakat awam yang kurang paham masalah politik secara detil.


“Ya gak terpikir sampe sana, kalau nama PDIP dipake buat dukung calon lain. Lah namanya wong deso, ada undangan, rame-rame ya hadir. Orang ada kecelakaan motor terguling aja hebohnya sampe sekampung,” ujar Ismanto saat dimintai klarifikasi, Rabu 30 Oktober 2024.

Kendati demikian, Ismanto tak menampik jika dirinya bersama 3 pengurus ranting lainnya ikut hadir di dalam kegiatan tersebut. Hal itu, terus Ismanto, karena faktor rasa penasaran pengurus ranting PDIP Desa Talang Waysulan saja, mengapa ada kegiatan PDIP mereka tidak diundang.

“Kami hadir bukan sebagai undangan, kami datang karena kami penasaran saja, kok ada acara PDIP di dekat rumah, kami malah gak diundang. Kebetulan, lokasi acara itu di rumah adik saya sendiri. Apalagi di tempat acara itu banyak terpasang atribut partai seperti bendera PDIP,” imbuh Ismanto.


Diungkapkan Ismanto, bahwa dirinya dan sebagian besar warga yang hadir merasa terjebak dan tertipu dengan situasi kegiatan tersebut. Bahkan, sambung Ismanto, dalam acara itu dirinya terpojok dengan dikerumuni banyak orang dari pihak pelaksana, secara berulang mendesak dirinya, tanpa dia sempat untuk berpikir.

“Saya malah diminta wawancara oleh Triono selaku panitia kegiatan, saya dipaksa, ditekan dihadapan orang banyak. Waktu wawancara dengan media pun, ucapan saya didikte harus mengikuti ucapan mereka. Karena mumet dan gak nyambung, akhirnya saya ikuti saja apa mau mereka,” tuturnya.

Sementara, Ketua PAC PDIP Kecamatan Waysulan, Masudin menambahkan, bahwa keluarga besar PDIP Waysulan menyesalkan atas upaya pencatutan nama PDIP untuk mendukung pasangan calon diluar ketentuan partai. Menurut dia, merupakan hak azasi setiap warga negara Indonesia untuk dipilih dan memilih sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.


“Soal dukungan kepada paslon mana saja, ya silahkan saja gak ada yang larang-larang. Tapi jangan pula dukungan itu sampai mencatut nama besar PDIP. Disini saya tegaskan, tidak ada yang namanya paksaan dalam demokrasi. Tapi jika bawa-bawa nama PDIP, maka sebagai kader wajib tegak lurus patuh dengan ketentuan partai,” tegas Masudin.

Untuk itu, Masudin berharap kepada DPC PDIP Lampung Selatan untuk mengambil sikap tegas atas upaya memanfaatkan masyarakat awam dengan manipulasi, rekayasa dan pencatutan nama PDIP demi kepentingan politik sesat. Hal ini, ujar Masudin, menyangkut marwah dan nama besar PDIP.

“Saya minta kepada DPC PDIP Lampung Selatan, juga DPD PDIP Lampung supaya ada langkah tegas atas upaya gerakan politik hitam seperti ini. Kami masyarakat di desa, memiliki pilkiran yang sederhana. Selalu berpikir positif saja, tapi kepolosan masyarakat kami malah dimanfaatkan untuk kepentingan politik yang tidak semestinya,” pungkas Masudin dengan nada meninggi.

Sementara, Sekretaris DPC PDIP Lampung Selatan, Syahirul Alim SH MH saat dihubungi mengaku, telah memerintahkan Divisi Hukum untuk bertolak ke Desa Talang Waysulan. Dikatakan Syahirul, divisi hukum ditugaskan untuk mencari data dan informasi terkait masalah tersebut secara faktual.

“Tim Hukum masih dalam perjalanan ke lokasi (Talang Waysulan). Kita mau dapat data dan informasi secara langsung untuk kita dalami, apa dan bagaimana masalah tersebut sebenarnya. Nanti bagaimana perkembangannya, akan kita kabari segera,” ungkap Syahirul Alim.

 

Komentar

gmlnewstv@gmail.com

Kejadian Malam Takbiran di bukit kemuning bukan tawuran,melainkan perkelahian dengan pengeroyokan.

Seorang Bandar Sabu di Ringkus Sat Res Narkoba Polres Lampung Utara - GMLNEWSTV.

Terjadi Lagi Ilegal Logging Di Hutan Kawasan Lampung Utara, "Publik Menanyakan Apa Kerja Polhut Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Utara"

Waspada ! Ada Buaya Besar Berenang Di Sekitar Pantai Kalianda

Polsek Bukit Kemuning Melimpahkan Barang Bukti Perkara Ilegal Logging Polres Lampung Utara

Tentang Ucok Aritonang, Wartawan Senior yang Hari Ini Meninggal Dunia

Warga Pasar Baru Di Gegerkan Penemuan Mayat Gantung Diri Di dalam rumah nya.

Dugaan Tindak Pidana Ilegal Logging Kayu Sonokeling Masih Dalam Proses.

Keseret Ombak warga Karet, kalianda,meninggal Dunia.

Aksi LSM GMBI, AMHLS, Itu Sudah Basi Jangan Intervensi KPK, Hanya Untuk Kepentingan Politik,